Photobucket
Tampilkan postingan dengan label Sekarepku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekarepku. Tampilkan semua postingan

Senin

Dan Muncullah Ruwet Sengkolo


Setelah melihat Reportase teater Nabi Darurat Rosul Ad-Hoc, saya kembali terlena oleh dialog-dialog yang dimainkan, seakan dialog itu memang terjadi ditengah-tengah kita dan menunggu eksekusi kita. Terjadi perang supremasi kebiasaan miring yang sudah melanda. hanya ada satu solusi, memulai hal baru atau larut dalam kebiasaan miring tersebut yang mungkin bisa berakibat kita menjadi miring juga.


Dalam kemunculannya, sebelumnya disertai dengan berbagai lantunan irama Terbit rembulan dan sekonyong-konyong koder muncullah Ruwat Sengkolo, satu tokoh teater Nabi Darurat Rasul Ad-Hoc Dengan iringan musik Dari Sabang Sampai Merauke, Ruwat Sengkolo meneriakkan nyanyian, “Dari Sabang sampai Ternate, berjajar pulau-pulau!”



Ki Janggan masuk panggung sambil memotong musik yang sedang dimainkan, “Apa itu, apa itu, kok gitu. Coba ulang, ulang!”


“Dari Sabang sampai Ternate, berjajar...,” ujar Ruwat, “Maaf, Guru.”


“Kok Ternate?”


“Ampun Guru, saya mendengar Irian Jaya sedang terancam. Kalau kita nggak serius menjaga negara, dia bisa lepas dari tangan kita seperti Timor-Timur dulu.”


“Justru karena itu lirik lagunya harus tetap ‘Dari Sabang sampai Merauke’. Kamu sebagai generasi penerus harus meneguhkan nasionalisme.”


“Siap Guru! Hidup matiku untuk NPKRI!”


“Lho kok NPKRI?”


“Negara Persatuan dan Kesatuan Republik Indonesia, Guru.”


“NKRI!”


“Ampun Guru, selama ini Guru mengajariku berpikir utuh. Persatuan dan kesatuan tak bisa dipisahkan. Pidato semua pemimpin kita tidak pernah menyebut persatuan dan kesatuan sebagai terpisah. Persatuan harus kesatuan, kesatuan harus persatuan.”


“Ya, ya, ya... Kamu berpikir utuh dan logis, tapi tidak lazim, tidak umum. Yang lazim dan konstitusional itu NKRI, negara kesatuan dari beragam-ragam suku dan golongan.”


“Siap Guru! Bhinneka Manunggal Ika!”


“Bhinneka Tunggal Ika!”


“Ampun Guru, yang Tunggal itu hanya Tuhan. Kalau manusia itu manunggal, menyatu, nyawiji kata orang Jawa.”


“Sudah terlanjur Tunggal Ika, jangan macam-macam.”


“Tunggal itu satu-satunya, the only. Tuhan Yang Maha Tunggal, bukan Tuhan Yang Maha Esa. Kalau esa itu bisa diteruskan ke dua, tiga – seperti bahasa Tagalog : Esa, Dalawa, Tatlu, Apat, dan seterusnya. Kalau Tunggal, tidak ada ‘dua’-nya, tidak ada ‘tiga’-nya.”


Terdengar derap suara sepatu lars menjejak lantai dalam langkah-langkah tegap. Ruwat dan Ki Janggan menepi.


“Saya Gaspol! Saya petugas kepolisian. Saya penjaga konstitusi dan penegak hukum. NKRI itu harga mati. Yang menentang NKRI, harganya : Mati! Sudah jelas cetho welo-welo, kata NKRI disebut secara tegas dalam teks Proklamasi dan UUD ’45. Barangsiapa melawan, berhadapan dengan Gaspol!”


Usai menyampaikan pesannya, Pak Gaspol kembali menghilang dari panggung.


“Itulah sebabnya Guru, sila pertama adalah ‘Tuhan Yang Maha Tunggal’.”


“Apa-apaan kamu. Sila pertama itu ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.”


“Ampun, ampun, Guru mengajarkan kepadaku untuk berpikir jernih. Ketuhanan itu sifat. Tuhan itu subyek, maha subyek. Yang disembah oleh seluruh bangsa kita bukan hanya sifat Tuhan, tapi Tuhan sendiri.”


“Ruwaaaat! Pikiranmu berbahaya dan semakin sesat.”


“Kita menyembah Tuhan, bukan ketuhanan. Bendera kita Merah Putih, bukan kemerahan dan keputihan.


Tiba-tiba terdengar suara terkekeh-kekeh dari belakang panggung. Lalu muncul sosok Pak Jangkep, ayah dari Ruwat Sengkolo.


“Keputihan, keputihan, sembelit!”


Ki Janggan dan Ruwat kaget oleh kedatangan Pak Jangkep. Masing-masing menyapa. Ruwat membimbing tangan bapaknya.


“Mohon maaf Pak Jangkep, saya merasa salah telah menjadikan Ruwat seperti anak yang salah didik.”


“Salah asuhan. Saya juga salah dalam mengasuh anak ini.”


“Saya tidak pernah mengajarkan semua yang dia omongkan tadi.”


“Kalau mikirmu seperti itu, lama-lama kamu bisa jadi teroris, Ruwat!”


“Guru pernah mengajarkan bahwa pikiran kita memerlukan teror supaya dinamis dan kreatif.”


“Maksudku bukan teror pikiran, tapi teror... ya terornya teroris itu lho!” jawab Pak Jangkep.


“Pak Jangkep bapakmu ini was-was, Ruwat, jangan sampai kamu melanggar hukum. Negara kita ini negara supremasi hukum.”


“Ampun Guru, hukum itu mutlak penting, tapi letaknya paling bawah. Kalau kita tidak menolong orang yang menderita, kita tidak dipersalahkan oleh hukum. Koruptor harus dihukum, tetapi kalau petugas hukum tidak menghukum koruptor, atau pura-pura tidak tahu bahwa atasannya terlibat tipikor, petugas itu tidak dihukum oleh hukum.”


“Kamu ini sekolahnya kebatinan kok ngomong hukum!”


“Kamu ini sedang menuduh ada petinggi yang korupsi tapi bebas hukuman, begitu?” tanya Ki Janggan.


“Bukan Guru, yang saya bicarakan ini soal supremasi. Yang berpikir supremasi hukum itu petugas negara. Tapi kalau rakyat, berpikirnya harus supremasi keadilan. Kalau masyarakat, fokusnya supremasi moral.”


“Owalaah Ruwaaat...Ruwaaat.. Kamu ini penganggur, makan saja sering masih minta-minta, kok sempat-sempatnya mikir hukum,” ujar Pak Jangkep.


“Justru karena ndak punya kerjaan maka murid saya ini pikirannya ngomyangke mana-mana, Pak Jangkep.”


“Bahkan, seharusnya, Jaksa jangan hanya pandai mencari kesalahan. Jaksa juga harus pinter mencari kebenaran.”


“Jaksa kok disuruh cari kebenaran. Terus isi tuntutannya apa?”


“Mungkin maksudnya Ruwat, Jaksa ke pengadilan tidak hanya menyeret terdakwa kejahatan, tapi bisa juga terdakwa kebaikan. Kalau terbukti jahat, Hakim menghukum. Kalau terbukti baik, Hakim memerintahkan kepada pemerintah untuk memberinya hadiah.”


“Aslinya memang begitu. Hakim di Pengadilan, modal utamanya bukan pasal-pasal hukum melainkan rasa keadilan dan keteguhan moral. Sangat mungkin manusia melakukan kesalaan yang belum ada pasal hukumnya. Buah catur saja yang jumlahnya hanya 32, punya 114 juta kemungkinan langkah. Lha kalau buah caturnya sebanyak penduduk Indonesia, 235 juta, berapa trilyun probabilitas pelanggaran hukumnya? Maka Hakim harus selalu siap menciptakan pasal-pasal baru berdasarkan kejujuran nuraninya, rasa keadilan dan keteguhan moralnya.”


Muncul lagi dari belakang panggung Pak Gaspol, kali ini lebih garang. Yang lain kembali menepi.


“Ini negara supremasi hukum! Jangan ditambah-tambah dengan supremasi-supremasi macam-macam lainnya. Hukum thok saja sudah repot! Saya anggap, semua yang di luar supremasi hukum adalah pelanggaran hukum. Dan saya akan bertindak tegas. Hukum itu tidak pandang bulu, hukum itu buta kulit, buta warna, bahkan kalua perlu buta huruf. Tidak peduli Syiah, Si B, Si C, Silalahi, Sikeas, kalau diduga melanggar hukum, akan saya panggil, saya periksa!”


Pak Gaspol lantas berjalan melintasi para narasumber, lalu memandangi deretan personil Kiai Kanjeng, “Siapa kere-kere ini? Ati-ati, jaga kelakuannya. Nanti saya pilih siapa yang teroris di antara kalian!”

Ya, saat ini, detik ini kita butuh sosok Nabi darurat, sebuah istilah yang mengambarkan sosok manusia biasa yang mempunyai intuisi, akhlak, dan pemikiran seperti halnya Nabi. Kita butuh sosok itu untuk memperbaik carut marut bangsa ini, bangsa yang besar ini tak mungkin berhasil dipimpin oleh orang yang cengeng, orang yang menganut mentalitas budak, harus dipimpin oleh sosok sekarakter Nabi. Sosok yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa cipratan surga.
BACA SELENGKAPNYA - Dan Muncullah Ruwet Sengkolo

Kamis

Jowo Digowo, Arab Digarap, Barat Diruwat

Derasnya hujan tak menyurutkan langkah kaki menuju frekuensi ilmu, entah apa yang ada dipikiran saat itu, tepat jam 5 sore, langit dengan tangisan dan rengekan gaduhnya seakan melonggarkan waktu untuk bersegerah mengalahkan waktu on time kedua anak manusia ini. 

Segalah pikiran berkecamuk menjadi satu, menggumpal seakan hendak meletus hebat dengan segala semburan-semburan prasangka. 

12-12-12
"Kalaupun hari ini kiamat, mari kita mati dengan tenang di Lamongan " Seruan dari seorang Ade Rifani.

Tepat dengan tanggal istimewa suku Maya, saat itu membulatlah tekat dalam diri untuk menghadiri pagelaran musik Kyai Kanjeng di Alun-Alun Lamongan, berbekal kendaraan roda dua, saya dan ade melanjutkan langkah menuju kota yang terkenal dengan soto khasnya, soto Lamongan.

Beriringan, seakan udara dan debu menggelayut mesra membasai muka, meninggalkan bekas-bekas kegantengan dua anak manusia, mungkin akan sangat naif jika tak kukatakan dua orang manusia ini ganteng, setidaknya ini berdasarkan survey fakta tentang orang yang selalu mengatakannya, ibu.

Di jantung kota soto itu, terlihat malam berhias, pion-pion lampu berwarna terpasang disetiap sisi jalan arteri, deretan langkah kaki yang menimbulkan badai debu bisa menjelaskan betapa ramainya susana saat itu. Alunan lagu sholawat merdu dari suara khas membahana dibalik pita kaset sound sistem, alunan suara dari seorang yang menjadi tujuan frekuensi ilmu kita saat itu, Muhammad Ainun Najib atau biasa disapa dengan Cak Nun. 

Tepat jam 09.00 WIB, Cak Nun memulai naik ke podium yang disediahkan, berbagai penjuru manusia mulai merapat dalam satu kemesraan depan podium, mungkin inilah hebatnya dari seorang Cak Nun. Seakan setiap forum yang disinya selalu terdapat kata kemesraan, bagaimana tidak?

Hampir setiap manusia yang hadir mempunyai latar belakang pekerjaan yang berbeda, mulai dari tukang becak, penjual rokok, ahli tawuran, pengangguran, pelajar, mahasiswa, ulama', pejabat kota sampai bupati berkumpul menjadi satu dengan kemesraan yang ada. kemesraan akan saling menghargai, menghormati dan menyayangi. Sebuah akumulasi dari cinta akan sesama manusia.

"Sebelum saya mengucapkan salam, sebelum saya menyapa semua yang ada disini. Dengan segala kerendah hatian mari kita sapa dulu Allah dengan lantunan suara Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wani'man nashir " Untaian mesra Cak Nun untuk menyapa Allah dahulu sebelum menyapa yang lain.

"Sekarang kita sapa Rosullullah Muhammad SAW dengan sholawat" untuk kedua kalinyanya Cak Nun mengajarkan setelah manyapa Allah kita sapa Rosulnya.

"assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Sebuah janji yang terucapkan di mulut Cak Nun untuk selalu menyakinkan sekelilingnya bahwa ketika seorang mengucapkan salam maka yakinlah bahwa dia akan melindungi harta, martabat dan nyawa saudaranya dan manusia yang lain,  sebuah janji yang tertuang dalam sebaris makna salam.

Dentuman-dentuman gamelan, petikan-petikan gitar, gesekan-gesekan biola memainkan satu kesatuan irama yang indah, kolaborasi dari segala lantunan alat musik terakumulasi menjadi alunan bunyi yang nyaman terdengar telinga, sepertihalnya alunan suara jazz, dangdut, pop, gambus, dan sholawat dari setiap personel vokal Kyai Kanjeng semakin memanjakan telinga.

Baik, Benar dan Indah
Cak Nun memulai dengan menerangkan makna nilai yang sesuai, Semua hal yang selalu terinclude baik, benar dan indah. Semacam dikotomi dari ketiga unsur nilai itu telah tercipta dilingkungan saat ini. Bahwa ketiga nilai itu seolah berdiri sendiri tanpa sebuah deretan fungsi yang saling membutuhkan, baik dan buruk sendiri, benar dan salah sendiri serta indah dan jelek sendiri, saat ini kita memasuki lembah yang mendikotomi ketiga nilai tersebut, Cak Nun memulai penjelansannya dengan bertanya kepada para hadirin, misal, seorang ulama' ketika ketahuan masuk tempat pelacuran, apa dia masih dipandang seorang ulama'? serentak semua menjawab tidaaaaaak, karena ulama hanya bertugas dengan nilai baik atau buruk. Seorang profesor ketika ketahuan masuk ke tempat pelacuran, apa dia akan dicabut pangkat profesornya? semua menjwab sama tidaaaaaak, karena profesor hanya bertugas dengan benar atau salah.

Indah, Cak Nun memulai menerangkan keserasian ketinganya dengan sebuah contoh seorang yang bertamu, saat ada tamu dirumah kita, kita mengajaknya masuk, ini baik atau buruk? semua serentak menjawab baiiiiiiik, saat sudah duduk kita menyuguhkan minuman ke tamu, ini benar atau salah? semua menjawab benaaaaaaarr?, lalu etika kita menyuguhkan minuman ke tamu, kita lakukan dengan nggrojokno nang cangkeme tamu, ini indah atau jelek? semua serentak jeleeeeeek, jadi kita tahu bahwa indah itu bukan hanya pelengkap dari baik dan benar tapi lebih dari diatasnya baik dan benar.
secara fiqih kita sudah sah memuliahkan tamu dengan baik dan benar, tapi secara keserasian hal itu tidak terlihat enak dipandang, inilah yang mengakibatkan bahwa baik, benar dan indah ini tidak bisa terpisahkan satu sama lain.

Dikotomi antara baik, benar dan indah inilah yang menyebabkan kita berpeluang menjadi orang yang pekok, sebutan untuk seorang yang gimana gitu,  saya juga tak bisa mengartikan kata pekok kedalam bahasa indonesia, karena meski telihat kotor namun estetika dari kata pekok ini telihat lebih enak ditelinga.

Jowo digowo, Arab digarap, barat diruwat
Cak Nun menguraikan bahwa ada timbangan yang sangat baik untuk kita pelajari yang didapatkan dari Maiyahan Merapi beberapa waktu yang lalu, yakni Jowo Digowo, Arab Digarap, Barat Diruwat. ini tinggal di elaborasi secara ilmu. Kita lihat saja kebanyakan kita menjadi orang Indonesia yang tidak pernah membawa Jawa-mu, disentron dijadikan ejekan, cenderung meninggalkan kearifan yang baik dari Jawa. 

Cak Nun melanjutkan uraiannya dengan bertanya pada Jamaah, “Kamu tahu Abu Jahal?” Dia adalah paman sekaligus musuh Nabi. Kira-kira Dia itu menamakan dirinya sendiri seperti itu, apa orang Islam yang menyebut dirinya menyebut Abu jahal? Sekarang kalau aku menyebut diriku Abu Jahal itu baik apa tidak? Kalau aku memilih untuk merasa diriku buruk, itu apik ta elek? Kalau dalam bahasa jawa itu itu iso rumongso. Terus kalau aku ngarani awakku dewe koyok nabi, aku iku alim, sholeh, itu baik atau tidak? Jadi lebih baik mana, orang yang menyebut dirinya baik, atau menyebut dirinya buruk?”, tanyak Cak Nun, yang serentak Jamaah menjawab dengan pilihan kedua. Nabi-nabi atau Rasul menyebut dirinya baik atau jelek? Semua Nabi menyebut dirinya dholim, menyebut dirinya fakir. Nabi Muhammad hanya menyebut jabatan resmi dari Allah yakni sebagai utusan Allah, dan yang menyebut Nabi Muhammad itu Nabi atau Rasul itu tidak lain adalah Allah sendiri, tidak mungkin nabi menyebut dirinya sebagai Nabi. 


“kalau Anda berpenampilan necis, gamis, orang pasti akan berfikir bahwa ia orang alim, orang baik, tidak mungkin menipu, tidak mungkin manipulasi. Dan kalau ternyata orang yang berpakain sorban dan gamis yang indah itu ternyata bukan seperi disangka bahwa dia itu orang baik, maka yang terjadi adalah penipuan. Kalau aku menyebut diriku Habib, sehingga orang menyangka sebagai keturunan Rasulullah itu kan merepotkan banyak orang, sehingga nanti akan banyak orang yang sibuk mencari, browsing di internet melacak silsilah saya, itu kan bikin repot. Makanya disini gak usah merepotkan, tinggal panggil Cak Nun saja sudah cukup, itu saja , tidak usah repot-repot dan itu tidak akan mengandung penipuan, kalau hanya panggilan Cak, itu kan sekedar keakraban biasa”, jelas Cak Nun disambut tepuk tangan Jamaah.


Melanjutkan pembahasan yang tadi bahwa apapun yang datangnya dari Arab itu harus digarap, diramu dengan kebudayaan Jawa, bukan berarti Islam yang dijawakan, tapi aplikasikan dengan ramuan budaya meskipun ibadah mahdohnya sama, tapi ibadah muamalah nya beda. Misal budaya menyambut tamu, memuliakan orang tua di Arab, di Jawa itu beda. Ketika kita menghormati tamu demi mentaati Islam, yang kita bawa kesini bukan arabnya, tapi inti dari menghormati tamu itu kita cari dengan kebudayaan kita sendiri. Yang terjadi selama ini Arab tidak digarap, langsung diterapkan begitu saja, ditelan tanpa diracik, yang pinter ngaji ngenyek yang gak pinter ngaji, yang gak pinter ngaji cara alasan lain untuk ngeyek yang pinter ngaji. Di daerah Jawa Tengah kebanyakan orang melantunkan “alkamdulillagi rabbil ngaalamiin...” dinyek sama orang yang dari Jawa Timur yang bisa melafalkan huruf “Ain” dengan baik. Bilal, salah seorang sahabat yangsangat dicintai Rasulullah karena begitu kuat imannya,Ketika ia adzan dan melantunkan “asyhadualla ilaha illallah..”, ia tidak bisa mengucapkan huruf “Syin”, lidahnya hanya bisa mengucapkan huruf “Sin”. Sahabat Nabi yang protes dengankeadaan itu. Nabi menjawab secara diplomatis, bahwa “Sin”-nya Bilal itu “Syin”. Singkat namun tegas. Sebagaimana dulu pernah kita membahas mengenai bunyi atau suara kokok ayam. Bagi orang Jawa, kokok ayam disebut “kukkuruyukk”, sementara “kukkuruyuk”nya orang Sunda adalah “kokkorongkong”, dan “kongkorongkong”-nya orang Madura adalah “Kukkurunnuk”.


Dengan cara diplomasi Rasulullah tadi, Cak Nun mengajak kita untuk mencari kearifan Rasulullah, kesantunannya, tingkat keilmuannya, silakan cari sebanyak-banyaknya, supaya kita mempunyai kearifan dan kesantunan, tidak gampang menghujat orang lain. Dulu ulama hanya berjumlah 9 orang yang kita kenal sebagai Walisongo, mengislamkan berjuta-juta orang. Sekarang Ulama-ulama pekerjaannya kebanyakan adalah mengeluarkan orang dari Islam. Kita lihat saat ini betapa seringnya ulama bilang“kafir itu”, “bid’ah itu”, “sesat itu, “halal darahnya itu”.Mengenai fatwa “Halal darahnya”, Cak Nun menanggapi secara retoris, kalau memang ada fatwa seperti itu sebaiknya segera bunuh saja, jikacuma sekedar berfatwa “halal darahnya” tapi tidak pernah dilaksakan dengan membunuhnya, maka Allah akan Marah : ..” kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”(QS. Ash Shaff 61: 2-3). “Maka kita mengharapkan dan merekomendasikan para Ulama yang memfatwkan kepada golongan orang-orang yang “halal darahnya” segeralah bunuh mereka, tak tunjukkan siapa saja yang halal darahnya itu, Kabeh kok dadi Gusti Allah”, sindir Cak Nun.
---


Dan malampun seakan tak mau kalah menunjukkan eksistensinya pada jama'ah yang hadir, tepat jam 12.00 WIB, pagelaran kyai kanjeng ditutup dengan kemesraan melantunkan nyanyian jawa Ilir-Ilir dan lagu terakhir dari Iwan Fals, semua jama'ah berdiri dalam kemsraan menyanyikan lagunya yang bejudul kemsraan yang pernah dibawakan suara emas Iwan Fals
 Reff..
Kemesraan ini 
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini 
Inginku kenang selalu
Hatiku damai 
Jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai 
Jiwa ku tentram 
Bersamamu
Dibalik ingatan saya ini yang lemah, dibalik seribu kekurangan saya yang terlampu banyak, dengan segala kerendahan hati, saya haturkan beribu-ribu maaf atas segala peristiwa yang dikira tak sesuai dengan kenyataan, saya hanya manusia pekok tadi yang mencoba mereview acara tadi dalam batas-batas ingatan saya.

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu

Bersamamu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu

Bersamamu

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu

Bersamamu

BACA SELENGKAPNYA - Jowo Digowo, Arab Digarap, Barat Diruwat

Dan Berkatalah Jin Gejrit...

Selamat siang menjelang rasa ngantuk dan lapar kawan..
Untuk mencegah kamuflase penglihatan maka ijinkanlah saya mendendangkan sebuah cerita, seandainya saudara sudah tau siapa saya, dan bagaimana suara saya saat berceita, mohon jangan bersedih dan tutup telinga atas jeleknya suara saya karena hari ini saya hanya bercerita lewat sebuah coretan e-kertas yang bisa kawan baca saat ini. 

Disuatu daerah antah branta, terdapatlah tiga sahabat yang memulai debut persahabatanya di dunia kampus, jangan sebut mereke 3 Idiot. Bukan. mereka adalah Arjuniyanto, Jaka Tuak dan Raden Ngebol. Mereka adalah pemuda dengan ciri-ciri yang khas, tidak sama satu dengan yang lain, mungkin saya bisa jelaskan agak jelas kalau;

Arjuniyanto seorang  yang penuh kharismatik, ganteng (koyok areng), flamboyan, cassanova, dan sekali berkedip wanita langsung pasrah, tinggi, tegap berjalan prok prok prok, kuat, Arjuniyanto gemar main wanita, selalu mengikuti teori imigrasi, berpindah dari satu wanita ke wanita lain.

Jaka Tuak seorang buntet, rambutnya mirip keset yang setahun tidak dicuci, kalo berjalan tergeyol-geyol seperti Drunken Master, dan buncit seperti kurcaci wanita yang sedang hamil, Jaka Tuak memang tidak bisa lepas dari yang namanya minuman, mulai dari  Wine, Vodka, Tequila, Beer sampai minuman kelas internasional sejenis Bir Bintang, Topi Miring, Arak, Ciu, dan Cap Tikus pernah diteguknya, sambil minum dia selalu bernyanyi , "Merasantika, okay".

Raden Ngebol seorang kurus kering, ceking, cagak listrik dan kalo menginjak kotoran tidak akan penyet, dia orang yang tidak perlu kendaraan dalam bepergian, secara otomatis tubuhnya akan tertiup angin jika dia keluar. Raden Ngebol ini suka sekali dengan rokok, sehari tidak merokok sama akibatnya dengan digebuki orang sekampung, hampir semua rokok pernah dicoba, mulai dari Dji Sam Soe, Djarum, Mild, Bentol, Tingwe(ngglinter dewe) sampai kalau tidak ada uangpun dia naik di pohon jambu, sambil ngglintir daunya untuk disedot

Mungkin, karena kebosanan yang memuncak di dunia kampus, mereka bersepakat bepetualang dari pucuk  Monas sampai ke puncak Everest (aduhe cok), ditengah perjalanan, karena hari mendadak hujan-- padahal menurut badan meteorologi dan geofisika hujan tidak akan terjadi setahun ini-- mereka berteduh di bawah pohon Beringin yang sangat lebat, ditengah petir menyambar-nyambar, guruh berteriak-teriak, mereka bercanda tawa sambil menunaikan apa yang disukanya masing-masing kecuali Arjuniyanto yang hanya menyelipkan tangan di dalam celana dalamnya (mboh arep opo). Saat  hujan reda mereka melihat sebuah botol yang jatuh dari rimbunan pohon Beringin, dengan tanggap Jaka Tuak menyadari kalau itu botol kosong Bir Bintang warna putih dengan ukiran khas Jepara. Saat dibuka tutup botol oleh Jaka Tuak, keluarlah suara aneh. 
...Huaahaahahah..hahahaha.huahahiiiiiikkk... (keselek coro) !
Karena mereka sudah terbiasa bermain dengan kawanan iblis jadi tidak ada rasa takut sekecil apapun diraut muka mereka, sambil marah mereka sama-sama berkata, "Djancuk,, sopo koen, guyumu gak mbois blas, gateli" (Tak usah saya artikan, yang mau tau silahkan berguru pada orang-orang surabaya). 

"Aku Jin Gejrit, suwon mas, wes mbebasno teko botol, huahaaaa huahahahaha huuuueeeeekkk (keselek tikus) " Jawab si Jin.

Dengan manggut-manggut mereka mengerti siapa sebenarnya Jin Gejrit, menurut penerawangan Raden Ngebol, secara epistimologi, Gejrit itu sebuah kata ubahan yang menggambarkan betapa gilanya seseorang, dan tentunya dengan sematan Jin berati dia memang bisa dikatakan seorang filsuf Jin yang mumpuni, karena hanya orang-orang hebat dalam berfikir yang akan menjadi gila. Karena senang dengan ta'aruf tiga pemuda ini, Jin pun memberikan hadiah, masing-masing perminaannya akan dikabulkan. Cukup waktu 5 menit yang dibuthkan tiga pemuda ini untuk mengatakan apa permintaan mereka,


" Jin, saya minta semua wanita cantik di seluruh dunia di dalam goa bersama saya dan tutup goa itu dengan batu besar " permintaan Arjuniyanto.
" Mission acomplished" Jawab Jin Gejrit.

"Jin, Saya minta semua minuman keras terbaik di dunia dikumpulkan bersama saya di goa dan tutup goa itu dengan batu besar " Pemintaa Jaka Tuak.
"As you wish Master" Jawab Jin Gejrit.

"Jin, Saya minta rokok kualitas terbaik di seluruh dunia diletakan di dalam goa bersama saya dan tutup dengan batu besar pintu goanya" permintaan Raden Ngebol.
"Done " Jawab Jin Gejrit.


Dan ketiganyapun lenyap berada di goa bersama keinginanya .
And the next 10 year later...

Jin Gejrit tersadar, dia telah lupa membuka pintu goa selama 10 tahun, bergegaslah dia melayang dengan sajadah  terbangnya dan berada secepat kilat di dalam goa masing-masing pemuda itu. Setelah berada persisi di pintu goa, Jin terheran saat ;

Pintu goa pertama dibuka, tampak Arjuniyanto menuju pintu goa dengan ngesot, tampak pucak pasih, lemah lunglai tak bertenaga, seperti mengalami dehidrasi akut, tulang punggung retak dan tanda-tanda kehidupannya mulai pudar, kata puitis terkhirnya sebelum meninggal ialah " wanita adalah cawan racun dunia, jangan terlalu banyak cintai wanita atau kau akan terbunuh olehnya...!!!"

Pintu goa kedua dibuka, tampak  sesosok mayat berbau busuk, dengan perut membesar, biru kemuda-mudaan bercampur nana-nana berserakan, setelah didatangkan Tim Forensik dari FBI,  diketahui Jaka Tuak sudah meninggal 5 tahun yang lalu akibat gagal ginjal dan dan lambung pecah akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkhol berkadar tinggi.

Tak mau kehilngan penyelamat yang ketiga kalinya, Jin Gejritpun berdo'a kepada junjungannya agar Raden Ngebol diberi keselamatan dari Yang Maha Kuasa,
Pintu goa ketiga dibuka, plak..plak...plakkkk, Raden Ngebul tiba-tiba memukuli Jin sejadi-jadinya, mengumpat,memaki dan menendang semua anggota badan Jin.
"Ada apa raden, kenapa saya dipukuli, ampuuun raden, ampuuun" tanya Jin Gejrit
" Kamu gila ya, memang sudah ngabulin permintaan rokok saya, tapi selama 10 tahun saya ngadepin rokok tanpa korek ! MANA KOREKNYAAA ? "teriak Raden ngebul
"Lhoooo..salahmu dewe cok, gampang diprovokasi  Jin macam aku, aku kan cuma mengabulkan permintaanmu rokokmu bukan korek " Maki sang Jin Gejrit

Dan begitulah akhir cerita ini, sama sekali saya tidak membela para perokok maupun tidak menganjurkan untuk merokok, pandai-pandailah kawan memahami inti suatu cerita, terkadang didalam suatu cerita yang konyol terselip hikmah yang sangat berguna, dan yang terakhir cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama dan tempat mohon dimaafkan.

BACA SELENGKAPNYA - Dan Berkatalah Jin Gejrit...

Rabu

Kyai "Dhemos" dan Pangeran "Kratos"

Disuatu tempat jauh sana, tepat di jantung kota Mesopotamia terdapat hiruk pikuk perkelaian antara pembesar kota. Mereka memperdebatkan cara pandang tuan tiran yang menguasai Mesopotamia. Hanya ada dua baris undang-undang yang dibuat disana
Pasar 1 ; Tuan tiran tidak pernah salah
Pasal 2 ; Jika si Tuan melakukan kesalahan maka kembali ke pasal pertama

Para pembesar mulai muak dengan aturan yang ada, timbul gejolak sosial luar biasa, aksi masa versi 4000 SM dengan melakukan kudeta berdarah pun terjadi, tak terhitung banyaknya korban yang bergelimpungan mengisi ruas-ruas jalan arteri kota, hanya satu tuntutan para pembesar saat itu "ganti tuan Tiran". berbagai alternatif  islah dari kedua kubupun dilakukan, satu hal yang mereka sepakati, Kembalikan semua kepada kyai Dhemos dan pangeran Kratos.

Itulah sebait cerita munculnya kyai Dhemos dan pangeran Kratos, versi Buluisme.
Secara literal Dhemos berarti rakyat, dia disimbolkan sebagai yang berpengaruh sedangkan Kratos berarti kekuasaan, saya analogikan menjadi pengeran karena pengeran adalah sosok yang bergelimang tahta dan kekuasaan.

Jika digabungkan akan menjadi Dhemos-Krotos, ah penyebutannya kurang enak didengar, baiklah sesuai kenyamanan publik, kita sepakati dengan Demokrasi. ini hasil kunker saya ke Athena lhooo..
Karena demokrasi adalah makhluk terindah hasil karya ummat manusia selama peradaban, dan manusia Jawa meromantisirnya dengan sebutan kiai Demos dan pangeran Kratos. Makluk penjunjung demokrasi sangat meyakini bahwa puncak pencapaian kecerdasan dan nurani mereka sejak “Renaissance” ini belum pernah digapai oleh ummat manusia pada era manapun sebelumnya: Atlantis dan Lemorian, Hastinapura, Inka dan Maya, Hud iradzatim’imad, ribuan tahun Dinasti Pharao, Jawa-Dwipa, Medang Kamulan, atau kurun apapun, tidak juga pernah dicapai oleh makhluk Laserta, Smarabhumi, Nyi Roro Kidul dan siapapun. Kiai Demos dan pangeran Kratos, yang melahirkan “maha” – teknologi, dari gedung-gedung sangat tinggi hingga se-debu chip yang dipasang di jidat setiap orang, dunia maya yang memperkerdil jagat menjadi segenggaman tangan, bozone dan fermione, nano technology, persenjataan kimia rahasia, atau apapun ; sama sekali jangan dibandingkan dengan teknologi lidi lombok pawang hujan, helai rambut santet, celak-Arab dan tanah kuburan Jin, Ilmu Katuranggan, takir Dewi Sri, dan apapun yang dibangga-banggakan di masa silam dan terkenal kehebatannya. 

Semua orang menjunjung demokrasi. Semua orang merasa salah, bodoh dan dekaden kalau ragu terhadap demokrasi. Tidak ada pidato Presiden, bahkan Soeharto, apalagi sesudahnya, yang tak mengerek bendera demokrasi. Tak ada pendapat dalam diskusi, perdebatan dalam talk-show, seminar, disertasi dan tesis, pun pidato pak Lurah dan ketua RT, bahkan ketika terbaring sendiri di bilik pribadi, kita bergumam-gumam sendiri “I love you democracy!” dalam pikiran dan hati. Itu tak lain karena saking sucinya demokrasi. Saya tertarik dengan istilah "Demokrasi itu bak 'perawan', yang merdeka dan memerdekakan".

Anda tau perawan?
Tentu mereka bisa memerdekan disaat kita mabuk asmara dan mengawininya, dan dia juga merdeka tidak terikat dengan laki-laki, begitulah demokrasi, kurang tepat jika kita menyalahkan semuanya kepada kyai Dhemos dan pangeran Kratos ini, apapun yang terjadi seharusnya kita bersyukur dengan kedatangannya. 

Kalaupun ada kesalahan karena sistem yang terbuka ini, bukan salah demokrasi donk karena yang mengurusi narkoba bukan demokrasi, tapi rekanan kerja peradabannya yang bernama Ilmu Kesehatan. Yang mengantisipasi video porno adalah Moral dan Keselamatan Hidup. Yang merespon pertukaran suami istri adalah Keseimbangan Sosial. Yang mewaspadai pemilu dan golput adalah pertandingan kekuasaan dan akses politik. Demokrasi itu perawan suci yang yatim dan piatu. Tak punya Bapak Ibu, nasabnya belum pernah diperjelas. Ia memerdekakan manusia sepenuh-penuhnya. Semua dan setiap manusia sangat membutuhkan kesucian demokrasi, sebagian untuk tempat berlindung, dan sebagian lain untuk melakukan eksploitasi dan subversi pengkhianatan nilai. Watak utama demokrasi adalah “mempersilahkan”. Tidak punya konsep menolak, menyingkirkan atau membuang. Semua makhluk penghuni kehidupan berhak hidup bersama si Perawan, bahkan berhak memperkosanya: yang melarang memperkosa bukan si Perawan itu sendiri, melainkan “sahabat”nya yang bernama Moral dan Hukum.

Si perawan bisa ditunggangi oleh kaum kapitalis di Eropa untuk menyingkirkan kekuasaan gereja dan dulu kerajaan-kerajaan. Dan sesudah kapitalisme menguasai panggung bangsa dan masyarakat, demokrasi tidak mengharuskan para kapitalis untuk bersikap demokratis, karena demokrasi tidak memiliki karakter untuk mengharuskan. Nah, kalau sudah begitu sudah seharusnya kita kembali ke adat makluk Indonesia, menghormati kyai Dhemos dan pangeran Kratos ; Menghormati yang tua, menyayangi yang muda.



BACA SELENGKAPNYA - Kyai "Dhemos" dan Pangeran "Kratos"

Jumat

Motoku kriyep-kriyep

Huuuuuu
Suara hembusan angin di pucuk hidung terasa seperti orang yang dikejar-kejar hantu, mata mulai menampakkan merah delima, sudah dua hari ini aku masih terjaga, belum tidur. entah kenapa pikiran dan raga ini tidak bisa melepas kantuk, biasanya aku orang yang suka tidur walau tidak sedahsat kumbangkarna saat tidur, tapi waktu aku tidur, aku ibarat mumi walau ada gempa sekalipun aku tidak akan bangun, jangankan karena gigitan nyamuk, semeru mletus pun aku tidak akan beranjak dari peraduan tidur kecuali suara lirih ken dedes yang sayup-sayup mesra membangunkaku..asyeeek.
nglebokno data, ya pekerjaan itulah yang selama ini aku jalani hampir satu setengah tahunan, kerjaan monoton, hanya memandangi komputer, sambil sedikit-sedikit memutar otat karena harus berhitung tentang kecocokan data yang masuk selama delapan jam lamanya, oh sungguh monoton sekali pekerjaan ini, tapi aku butuh uang. oh Tuhan tanpa disadari uang selalu memperbudakku, shit man !!!
Banyak yang bilang uang bukan segalanya, uang tidak bisa membeli kebahagiaan, ah itu hanya perkataan orang "katrok" yang tidak pernah tau tempat strategis buat belanja :p
Setiap kali ingin tidur, seakan-akan ada suara lirih memanggil dan membangunkanku, setiap aku cari, setiap aku amati ternyata suara itu datang dari buku-buku atau novel yang ingin dibaca, baru tadi malam subuh aku menguyam mentahan dari novel orphan pamuk yang berjudul " The man is red", novel setebal 872 halaman menarik untuk dibaca saat pikiran sendang santai, kata-kata sepertihalnya kode davinci yang sulit dimengerti tapi aku kemarin salah waktu saat membacanya, pikiranku saat itu sedang terbang melalang buana seantero jagad dunia mencari senyuman ken dedes yang tak kunjung kudapat lagi, oh sedih hati ini rasanya .

Tapi biarlah, setidaknya besok weekend, tubuh ini juga mempunyai hak untuk diam mengisi energi alam, sudah aku rencanakan dari kemarin, tanggal 20 juni 2012 ini mau menyapa kerindangan alam hutan, melndengar kicauan mesra burung camar, dan menikmati kopi susuh dalam hangatnya peraduan tenda di gunung Argopuro, dan ternyata niat harus aku urungkan kembali untuk menyapamu Dewi Rengganisku, hanya tinggal satu gunung di Jawa Timur ini yang menjadi obsesiku.
huuuuuu...
Memang salahku juga kemarin mengajak rombongan tim yang belum pernah naik gunung, apalagi aku langsung menawari mereka ke Argopuro, gunung dengan jalur terpanjang di pulau Jawa, butuh waktu satu minggu setidaknya naik turun gunung ini, oh maafkan aku kawan, the next lah kita sapa Argopuro ini.

Kembali ke mata yang tidak bisa tidur, mungkin karena banyak pikiran kali aku tidak bisa tidur, yow wes lah. toh ada hikmahnya juga aku tidak tidur dua hari ini, setidaknya aku banyak berpikir tentang hidup ini, dan banyak download pilem . ohoho..aku pilemer banget, mulai dari pilem A-Z aku suka.
Tidur memang moment yang indah, aku jadi teringat perkataan Kumbangkarna saat disuruh kakaknya, Rahwana, menjadi senopati perang kerajaan Alengka.
" Hai adikku Kumbangkarna, tidakkah kau kasihan kepada kakakmu yang dikalahkan pasukan Sri Rama, masihkah kau ingin tidur walau mayat-mayat rakyat alengka berserahkan dihadapanmu" 

"oh kakanda Rahwana, tidakkah kau sudah kuperingatkan jangan menculik Sinta, bagiku tidur lebih mulia daripada aku harus menuruti keinginanmu, baiklah aku akan bangun dan berperang, tapi ingat kakang, aku berperang bukan demi keangkara murkaanmu, tapi aku berperang demi Ibu Pertiwi yang memberiku makan dan membesarkaku" kata Kumbangkarna.

ya seperti itulah kira-kira. Mataku,matamu dan mata kalian tidaklah sama, aku hanya mencoba menjadi setitik embun ditengah debu hutan, tak banyak yang aku pinta darimu Tuhan, cukuplah kau Ridho denganku, aku akan sangat bahagia, (biasa habis denger khotbah jum'at). aku coba mengutip kata-kata pujangga dunia Jalal aludin Rumi 

Jika saja bukan karena keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia yang seperti debu ini
dengan Cinta-Mu?
Udah ah nulisnya, nanti dilanjutkan, mumpung tadi dapet kiriman temen pulsa 50ribu, dibuat beli pulsa modem, yahut.ahaha..lumayan kan ngenet gratis sebulan. 


BACA SELENGKAPNYA - Motoku kriyep-kriyep

Keluar Cepat

 
 
 
Hulala
Tadi jam 07:00 WIB aku ada UAS dikampus, seperti sebelum-sebelumnya, entah kenapa ruangan ujian selalu membuatku tidak nyaman, rasanya adrenalin ini tidak bergerak sama sekali, ah mungkin soalnya kurang sulit, matamu.entah kenapa setiap ujian aku sama sekali tidak pernah merasakan kesulitan mengerjakannya, mboh iku bener mboh gak, tapi aku tidak pernah kesulitan, ahaha, mungkin karena daya imajinasiku yang tinggi kali ya, aku PD banget kalau ngerjakan soal ujian, sumpah dah, seumur umur aku tidak pernah nyontek, setiap soal pasti aku garap sendiri, benar atau tidaknya itu urusan dosen.wkwkwk.

Aku lihat tadi muka temen-temen juga murung semua, oww kenapa sih kalian tidak mikir sesimpel aku, kerjakan saja yang kalian bisa, nilai bagus atau tidak, SO What Gitu Lhoo. 
Aku pikir aku sudah menjadi Psikopat dalam soal ujian, mungkin kalau kertas jawaban bisa bicara dia bakal maki-makai diriku , woe opo sih seng mok kerjakno iku, pertanyaan sama rumus gak nyambok cok. begitulah kira-kira isi hati si kertas jawaban. bagiku bukan masalah tepat atau tidak tepat jawaban, urusan kita hanya berusaha,masalah hasil serahkan sama Dosen, ahaha.
Sebenarnya kalau kita kembali ke konsep Ujian itu sendiri, sama halnya dengan kita menjalani kehidupan ini, kita harus PD dengan apa yang kita miliki, kalau kita sudah tidak percaya diri sendiri, bagaimana kita akan membawa hidup ke alam kepercayaan, oh bahasaku rupanya terlalu jauh mengaitkan soal UAS.
 
 
Walau tidak berkompeten dalam memberikan masukan soal UAS tapi seenggak-enggaknya cara ini aku sudah praktekan dan hasilnya setiap UAS, aku selalu keluar cepat,keluar duluan maksutnya .
Racikan mujarab biar kita bisa cepat keluar saat ujian :
1. Belajar
     ahahaha.. entah sedikit atau banyak, cobalah belajar, biar nanti kalau menjawab soal tidak ngaco-ngaco amat.
 

2. Imajinasi Waktu
    hal ini sangat membantu untuk keluar cepat, semua pasti sepakat kalau lama-lama di ruang ujian itu sangat menyebalkan, entah itu kita bisa atau tidak, masalah feel waktu ini terjadi secara umum, imajinasikan saja pikiranmu setinggi-tingginya, kalaupun soal diberi  estimasi pengerjaan 100 Menit, cobalah berimajinasi menjadi 60 Menit. toh lama-lama mbambung di ruang juga menyebalkan, daripada jadi kipas angin mending cepetan keluar

3. Relaxkan Pikiran
    Harus ada ketenangan dalam badai, sesulit apapun keadaan kalau kita tenang pasti akan ada jalan keluar juga, ibarat makan siomay jangan makan tergesa-gesa,relaxkan pikiran agar kita bisa memilah mana lombok mana siomaynya

4. Fokus
    Semua memang butuh kefokusan dalam mengerjakan, kita bisa lebih tau sesuatu kalau kita fokus terhadap sesuatu itu

5. Coba Kaitkan
   Ini adalah cara yang paling ampuh dari tips diatas, kalau kita buntuh tidak mendapat jalan keluar, coba saja kita kaitkan apa yang kita tau dari hal sebelumnya, tidak ada salahnya mencoba, salah, apa yang harus ditakutkan. 

Kalau racikan diatas masih belum mampu membuat kita keluar cepat saat ujian, cobalah berpura-pura pingsan,,ahaha. just kid. Semua hal diatas tentu ada resikonya tinggal kita apa berani mengambil resiko, hidup itu hanya soal berani beresiko atau tidak, asyeekkk.. tapi tentunya dari semua racikan yang ada, cara yang paling dianjurkan adalah BELAJAR, tidak ada yang tidak bisa jika kita belajar. 

Sory nih kalau jadi sotoy, aku cuma mengeshare yang biasa aku lakukan saat ujian saja . dan hasilnya top cer kok ..ahahaha.. selamat mencoba dan semoga sukses ya. wwkwkwkwk
BACA SELENGKAPNYA - Keluar Cepat

Syurga Di Telapak Kaki Bapak

 
 
 
 
Kalau ada yang bertanya siapa orang yang paling berharga di hidupmu ?
Pastilah jawabnya orang tua 
Dan kalau ada yang bertanya siapa orang tua yang paling kau sayangi ?
Pastilah akan menjawab ibu

Terus nasib bapak gimana?
Tenang kawan, disini aku sebagai laki-laki akan mencoba semaksimal mungkin membela harkat dan martabat bapak.
Memang benar pendidikan itu dimulai dari keluarga, pesan moral akan lebih mudah disampaikan oleh orang yang kita sayang, ibu bisa diartikan sebagai malaikat yang turun ke bumi buat mengisi cinta dihati kita, tapi apalah daya, hati seorang ibu itu lemah sekali, dia akan tau anaknya bersedih, dia ikut menangis jika anaknya menangis, dialah orang yang satu-satunya bertanya tentang hubungan asmara kita , ibarat kata ibu itu bagaikan lemari brangkas ukuran jumbo yang siap menampung keluh kesah kita dan setelah itu menutup rapat rahasia kita, baik bener dah yang namanya ibu ini. kelemahan hati seorang ibu ini lah letak kekurangan dari si malaikat bumi ini, dan tentu Tuhan Maha Adil, Dia menciptakan sekaligus menyempurnakan, diciptakanlah seorang bapak untuk menutup kelemahan ibu, bapak itu ibarat sebuah kunci brangkas tadi, walau kunci itu bentuknya jelek tidak demplon tapi bisa membuka sesuatu yang lebih besar dari dia, dia punya keberanian untuk membuka sesuatu yang besar, dia berani menanggung konsekuensi kegencet di brangkas jumbo, keberanian itulah yang bisa diajarkan bapak untuk kita, berani mengambil resiko dan berani untuk terus hidup, walau dia tidak pernah menampakkan air matanya saat kau pergi, tapi percayalah dalam hati dia menangis ketika melihat kau pergi.

Aku punya cerita tentang bapakku terkait air matanya.
Dulu ketika aku mau kuliah di luar kota tepatnya di Jantung kota Jawa Timur, orang tua mengantarkanku untuk mencari kendaraan kesana, setelah dapat, akupun pamit untuk pergi, saat aku pamit kepada ibu itulah aku melihat betapa lemahnya hati seorang ibu untuk melepas kepergian anaknya, dia menangis dan sambil ngelus-ngelus rambutku mengatakan "ati-ati yow le nang kono", walau aku tak sempat menangis tapi hati terasa berat sekali meninggalkan ibu, aku melihat ketulusan cinta di air mata ibu saat itu. Terus menangis dan terus menangis,itulah yang dilakukan ibu .
Dan tepat disamping pundak ibuku aku melihat wajah bapakku yang sungguh sangat tak berekspresi, jangankan menunjukkan air mata, sekedar mata memerah saja tidak tampak, ohh tidak adakah kasih sayang itu kepadaku ? 
Tanpa basa-basi aku pamitan sama bapak, dia menepuk pundakku dan berkata "Seng temenan oleh kuliah, rekoso kek nak golek ilmu", itulah bedanya, jika ibu ngelus-ngelus rambut sebagai tanda belaihan hangat cinta kasihnya tapi seorang bapak akan menepuk pundak sebagai tanda untuk menunjukkan ketegaran. Dan setelah aku naik ke kendaraan, dari jauh aku perhatikan bapakku mengusap air matanya. Aku sadar bapakku tidak akan menunjukkan kekesedihannya kepada anak-anaknya, dia ingin melihat anaknya tegar menjalani hidup, tegar sepertihalnya para Pandawa saat dibuang ke pengasingannya, apapun yang terjadi nanti seorang laki-laki harus bisa menjadi sandaran tangisan dari seorang istri nanti .

Aku kira pantas jika syurga juga berada ditelapak kaki bapak, kalau bahasa ndelodoknya begini, Syurga itu dibawah telapak kaki bapak,karena di antara telapak kaki ibu itu hanya syurganya bapak bukan anak. ya begitulah seharusnya, tanpa membeda-bedakan , syurga seharusnya dibawah kaki orang tua, kita wajib membahagiakan mereka, mengayomi mereka kalu sudah tua.
Oww tidak terasa juga sudah tengah malam begini, eh tapi kayaknya ada yang kelupaan. oh ya kawan, besok aku ada UAS dikampus, lupa belajar aku mah, keasyikan maen FB dan  nulis diblog . aku belajar dulu dah,walau dikit yang penting belajar.ahaha. kalau orang bijak berkata " bukan banyaknya waktu yang dibutuhkan saat belajar, tapi seberapa paham kamu dengan belajar" ..asyeeeek,,itu hanya alasan doank kawan, aslinya ya males. udeh ye aku belajar dulu .
buat para lelaki jangan rendah diri sob, kalau kau tak mendapatkan surga dari ibu kau nanti akan mendapatkan syurga dari istrimu ..wkwkwkw :p
BACA SELENGKAPNYA - Syurga Di Telapak Kaki Bapak

Sabtu

Ndelodok

 Pagi hari tadi entah kesurupan setan mana,aku berolaraga, setelah sholat subuh di Masjid dekat kosan , langsung kembali dikosan dan langsung merubah dandanan menjadi olaragawan sejati. Celana pendek, kaos yang dilapisi jaket jurusan super panas, sepatu sport dan tidak lupa tali skipping, semua komplet, bersegaralah aku mainkan jari kaki dan urat sendi yang entah sudah berapa puluh-puluh tahun terasa kaku karena tidak pernah olaraga.

30 menit setidaknya aku habiskan jogging di lapangan Kampusku, lumayan rame suasana saat itu, tapi apalah bagusnya kalau keramean itu hanya padat terisi oleh orang-orang tua yang sudah hampir mendekati kepala 5 keatas, dibalik keramean suasana tersirat perasaan kecewa karena hanya aku satu-satunya pemuda disana, oww sungguh malang nasibku,bergaul dengan para sesepuh sesepuh dunia. "Tak adakah sejenak mata ini disegarkan dengan uraian rambut basah para gadis saat jogging ? ".

Ya aku coba ikhlaskan semua keadaan itu, aku mulai menikmati lari-lari pagi saat itu, aku mulai menikmati keadaanku saat itu karena aku merasa, saat jogging akulah yang paling berstamina, pliiiss gak usah dibayangkan lawannya para orang tua.  Ternyata dugaanku salaaah, dibalik tubuh para orang-orang tua itu tersimpan energi luar biasa, terasa malu rasanya jika aku mau berhenti jogging karena alasan kecapekan, mau berhenti jogging malu sama orang orang tadi, mau melanjutkan jogging rasanya jantung mau copot. Tternyata keadaan memihakku kali ini, salah satu bapak tadi berhenti dari jogging dan minum minuman yang terlihat berwarna kuning, entah itu berisi Estra Joss, Kuku Bima atau bahkan Fanta rasa jeruk. Tanpa basa-basi aku pelankan langkah kakiku ke arah bapak yang berhenti jogging tadi, pucuk dicinta trikkupun berhasil, si kakek yang berhenti memanggilku.

"Ngasoh dulu mas,ini mas ada minuman,monggo!!! kata si kakek
"Nggeh pak,matur nuwon " kataku

Benarlah dugaanku, tidak mungkin para sesepuh ini minum-minuman bersoda seperti Extra Joss dan kawan-kawannya, ini minuman SINOM. Sumpah aku akan terasa muntah jika minum sinom, dari dulu aku tidak suka sinom walau kata orang khasiatnya bagus untuk tubuh, bagiku sekali benci tetaplah benci, asyeeek, bukan sifatku sebenarnya untuk pilih-pilih makanan atau minuman, aku itu orang rakus dalam makanan, apa saja masuk tapi hanya ada 2 makanan yang aku tidak akan masukkan ke perut sexy ku
1. Durian
2. Minuman Sinom
keduanya selalu membuatku merasa mual seperti ibu-ibu hamil, ohh kurasa analogi ibu-ibu hamil tidak tepat karena perutku tidak sebesar mereka,analogikan sajalah seperti Hirtik Rosan yang mual karena minum jamu jawa yang super duper pahit.

Tapi tentu aku juga punya tepo sliro atau tata krama dengan orang tua, tidak kutunjukkan kemualanku kepada si kakek, berpuralah aku bilang aku tidak haus .
Tanpa kusadari terjalinlah komunikasi yang akrab antara aku dan si kakek, ternyata si kakek orangnya sangat gokil abis, aku tidak bisa mengimbangi lelucon-leluconnya, sepertinya beliau ini berwawasan sangat luas, mulai dari ngobrol tentang dunia kampus, politik, budaya sampai ngobrol ndelodok (baca,kurang ajar,vulgar,atau apalah kalian menterjemahkannya) beliau jagonya, oh ya aku lupa.

Cerita ndelodoknya ini bercerita antara hubungan suami istri, seperti pada umumnya yang kita ketahui, mungkin dalam sebuah hubungan suami istri antara muda dan tua itu berbeda jauh. Kalau suami istri yang masih muda gejolak romantismenya masih sangat kental tapi lain halnya dengan gejolak romantisme pasangan suami istri yang sudah tua sudah begitu sangat jarang terlihat romantis-romantisme yang membekas termasuk dalam hal sex, dan inilah yang menjadi cerita ndelodok dari si kakek .

Begini mas, tuturnya, dalam sebuah kamar pasangan suami istri yang sudah berpuluhan tahun menikah mengalami sebuah percakapan,dalam inti percakapan tersebut suami minta istrinya melayaninya dalam berhubungan badan.

Suami : "Buk.. Isi pulsa yuk ???"
Karena sang istri sedang lelah dan tidak mood ,istri pun menjawab
Istir : "Maaf pak..lagi lowbat nih !!! "
Dan pada hari berikutnya suami masih berusaha minta lagi
Suami :"Buk..kalau sekarang,bapak isi pulsa gimana???"

Karena sang istri tidak sedang bergairah,istripun menjawab
Istri : "Maaf pak..lagi gak ada sinyal nih !!!"

Tak kenal menyerah suami itu pun meminta lagi dihari berikutnya
Suami : "Buk..Isi pulsa yuk..bapak sudah gak tahan nih???"

Ternyata pada saat itu sang istri sedang datang bulan dan diapun menjawab
Istri : " Sory pak... Operatornya lagi error nih !!!! "

Dengan hati kecewa suami itupun pergi tidur dan tidak pernah meminta lagi pada istrinya.
Pada hari berikutnya sang istri yang merasa bersalah pada suaminya dan ingin menebus kekecewaan pada suaminya, sang istripun meminta
Istri : "Pak..Isi Pulsa yuk!!!"

Dan sang suamipun menjawab 
Suami : " Maaf buk, bapak sudah ganti operator yang gak pernah error, sinyalnya kuat dan baterainya gak pernah lowbat..!!!"

Istri : " ............................"

Ahaha, tidak tau darimana si kakek dapat cerita kocak begituan, pengalaman pribadinya atau yang lain aku tidak mengerti tapi yang jelas perutku mual banget bukan karena minum sinom atau durian tapi karena ndelodoknya cerita kakek tadi, dan perasaan lelah karena jogging hilang musnah karena cerita si kakek tadi, kalau di pikir-pikir cerita ndelodok si kakek itu emang ada benarnya juga, kuwajiban seorang istri kan memang melayani suami dengan baik dan benar begitupula dengan suami. Aku jadi teringat perkataan temanku saat di facebook

"Meniduri Istri dengan baik dan santun itu sepertihalnya membunuh 70 orang kafir"(Al-hadist), kalau amrozi Cs cuma bisa membunuh 200an orang kafir dalam sehari, kita bisa melebih amrozi dengan membunuh 210 orang kafir dalam sehari, sehari 3X tentunya..ahahaha


BACA SELENGKAPNYA - Ndelodok

Jumat

Lestari Alamku

 
 
Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kerta raharja di sana
Mengapa tanahku rawan kini
Bukit-bukitpun telanjang berdiri
Pohon dan rumput-rumput
Enggan bersemi kembali
Dan burung-burungpun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semak rumputpun tak sabar menanti
Doa kan kuucapkan hari demi hari
Sampai kapankah hati lapang diri

Kami kan bernyanyi hibur lara hati
Nyanyikan bait padamu negeri
Tentang kerta raharja di sana
BACA SELENGKAPNYA - Lestari Alamku

Rabu

Kebiasaan-Kebiasaan Aneh





Sudah Lama tak bercerita disini,,ehehe.
pikiran lagi suntuk,banyak kejadian akhir-akhir ini yang membuat aq menjadi sosok yang lebih serius menatap dunia,,ahahaha .cengengesan ,,"ooh tetep". :p
tak taulah ada apa denganku saat ini tapi yang jelas "Allah memberikan cobaan setiap hamba sesuai dengan kadar kesanggupannya","semakin hamba dinilai kuat oleh allah semakin kuat pula cobaan yang bakal diterima"...berarti allah menilaiku sebagai hamba yang kuat,,allhamdulillah ya sesuatu banget .ahahaha "alibi doank"...

              melihat banyak tayangan ditelevisi yang berbau paling paling..kayak spotlite yang banyak menanyangkan kebiasaan2 aneh para artis .membuat hasrat ini ingin menulis kebiasaan aneh diriku(bukan cuman artis doank,ane juga bisa :p ).bukan ape2, biar semua pade kenal ambo tidak hanya pada baiknya saja(klo baik gak usah diomonginlah,sudah keliatan kok baiknya :nyengir ).
kebiasaan-kebiasaan aneh saat diriku dirumah:

1.setiap malam jam 11:00 an pasti membuat mie dengan berbagai macam variasi (mie mata kebo,mie sedap malam,mie goreng saos cumiriaki,mie kurang bumbu) itu semua mie buatanku chief bulu,,ahaha,selalu menikmati mie dengan menonton film,"aq suka ngoleksi film2 gan,klo dihitung2 koleksi pilm2 bisa nyampe 300 an GB,mulai dari Anime,Film series complete(Jewel in the palace,endless love,dragon zakura,full house,hary potter),hollywood,asiawood,indowood sampai ke bollywood ane punya gan,klo mw ngopi monggo,1 film cuma 5000 kok,,

2.tengah malam masuk kamar pasang airphone jumbo putar album full "DIDO" sambil baca2 kumpulan puisi gombalku saat masih berstatus pelajar,,kalo dilihat2 kumpulan puisiku bisalah klo dibuat buku saingan khalil gibran,,wkwkwkwk..oh ya paling demen ama lagunya dido yang ini nih Here With Me,Hunter, I'm No Angel,Life For Rent,Mary's In India,Thank You, White Flag .ambo sampek apal tuh semua liriknya.ahaha..satu hal yang aku suka dari dido "suaranya pas buat pengantar tidur" ..mantap

3.setiap pagi ada 2 hal yang aku lakukan : pertama klo gak lari2 pagi dilapangan "sambil beli es dawet bu taslima dipasar" atao kalo gak begitu,kedua jalan2 dipantai bulu sambil mengamati ada berapa si kuning yang mengambang,,

4.Baca kitap2(maksutnya terjemahannya gan,klo arabnya masih plonga-plongo gan ane,,ahaha) Syekh taqiyuddin an-nabani gan,tentang politik islam,tentang khilafah,tentang mabda',tentang sistem ekonomi islam..kenapa ane baca ginian gan,,karena aku sangat yakin gan suatu saat "Islam akan menjadi mabda' yang diemban dipelosok penjuru dunia dengan segala atribut2nya,,ya meskipun keislamanku masih dibawah rata2 para ustad tapi aku yakin itu gan",,ehehe "Hidup Islam ",,muuuaaaachh

5.Tidak pernah mandi pagi,klo mau mandi pas mau sholat dhuhur,,ahahaha 

6.Habis asyar berkunjung(klo bahasa kerennya silaturahmi :D) kerumah tokoh2 bulu,ngobrol ngalor ngidol "siapa tau dijadikan calon mantu"..

7.abis magrib ngelesi anak2 tetangga,itung2 berbuat baik lah,masak maksiat terus gan,,,ohohoho

8. jam 8 malem keluar(bahasa anak gaul sekarang hang out,bener g???ahaha) buat ngopi/cangkruk/mancing..yang paling sering ngopi sambil gan,,ekekeke..klo lagi gak keluar ya liat OVJ sama Bukan empat mata gan,sambil sekali2 liat sinetron "Putri yang ditukar " gan,,,

9.Maen game "Spider Soltire",sudah bertahun2 maen game itu gak pernah menang pada level difficult,heran aku

Itulah beberapa kebiasaan2 aneh yang berbeda dari yang biasanya dilakukan banyak orang,semoga selalu menginspirasi anda membuat kebiasaan2 aneh juga :D


BACA SELENGKAPNYA - Kebiasaan-Kebiasaan Aneh

Kamis

Sego Karak






Nitip lapak lagi ya blog,,ohohoho.

           Gak sengaja tadi ngelihat orang makan sego karak jadi keingat tulisanku yang tentang “sego karak”..ehehe
Sebetulnya ini tulisan sudah lama blog,,tulisan ini aku tulis pas lagi ada kuliah PIM (Pengantar Ilmiah Menulis/Matematika..aku lupa blog,,ahahaha)…”astagfirullah sama mata kuliah sendiri saja lupa,apalagi sama pelajarannya,,wkwkwkwkw  :tepok jidat

              Ada cerita lucu juga blog dalam pembuatan artikel ini..saat itu dosen PIMku ngasih tugas buat nulis artikel,saat itu aku duduk paling belakang(memang gak ernah duduk  depan,ahaha) ,aku dengernya tugas buat nulis artikel terserah blog,,eeehh gak tahunya tugasnya judulnya sudah ditentukan..wkwkwkwwkk..aku tahunya pas tugas mau dikumpulkan jam 11.00 .aku ditanya teman apa sudah buat artikel belum,,eh aku jawab sudah blog,,eh malah diketawain ,,ahahaha,,gak tahunya artikelnya salah judul,,ahahahaha,,padahal disuruh buat artikel tentang “kereta komuter” ,,eh aku malah buat artikel sendiri dengan judul “sego karak”…ahahaha..jauh gak blog…aahaha.
Akhirnya aku kebut buat artikel kereta komuter.padahal sudah jam 10.45 saat itu,,ahaha..akhirnha jadi juga blog,,,ehehe.
Sego karak

Jadi ini blog artikel ku tentang sego karak..sory agak serius tulisannya ..ohohoho

********************
Pulau Jawa banyak menyimpan  berbagai  hal eksotik yang perlu diungkap.baik  berupa budaya ,adat istiadat ,pengobatan,tempat ataupun dalam hal racikan makanan sekaligus.
Salah satu masakan khas jawa yaitu “ sego karak  “.Diera 90-an dimana krisis moneter melanda Indonesia ,ketika banyak krisis pangan ,krisis  bahan bakar minyak dan krisi lainnya,banyak masyarakat saat itu mengemat keperluan makan (nasi) dengan cara mengeringkan sisa nasi yang tidak terpakai untuk dijadikan olahan masakan lagi,nasi yang dulu sering disebut nasi kelas rakyat ini biasa digunakan masyrakat  jawa ketika dalam keadaan sulit (tidak ada uang),Sego karak atau biasa disebut nasi aking sendiri terbuat dari nasi yang telah dikeringkan setelah itu ditanak  sampai sudah tidak mengeras lagi dengan manambah sedikit garam dan biasa disuguhkan dengan sambal “petis” beserta  parutan buah kelapa .
Rasanya yang khas menimbulkan cita rasa tersendiri,meski tidak dihidangkan dengan lauk namun cita rasanya masih terasa lezat .Sego karak terasa lebih mengeyangkan dibanding dengan nasi biasa,banyak yang bilang karena memang sego karak berasal dari olahan “double”,sebelum menjadi sego karak tentu sudah mengalami proses tanak 2 kali dari yang pertama nasi kemudian ditanak lagi hingga menjadi sego karak .rasa khas yang mengenyangkan memang cocok dipakai  era krisi saat itu dengan alasan peghematan sego karak banyak dijumpai disaat itu .
            Pada saat ini sulit sekali ditemukan sego karak atau nasi aking itu sendiri,jarang  sekali diwarung –warung makan sederhana kita jumpai menjual Sego karak ,mungkin karena keadaan ekonomi yang sudah membaik atau segalanya serba ada ini yang memaksa mayarakat jarang mengkonsumsi sego karak  itu sendiri,dan tentu pemerintah sendiripun tidak akan mengkampanyekan sego karak itu sendiri karena bisa dibilang  mengkonsumsi sego karak bisa dibilang  menjadi indikator kemiskinan dan ketidaksejahteraan kerena memang budaya sego karak lahir karena adanya krisis pangan itu sendiri .nasi yang lahir dari nasi sisa ini dipandang tidak layak dikonsumsi masyarakat saat ini .tapi diluar itu semua sego karak adalah salah satu masakan tradisional yang banyak menyimpan “history” seharusnya tidak boleh punah,mungkin sebagai pengingat kita semua kalau masyarakat Indonesia pernah mengalami masa-masa sulit seperti itu.Sego karak pun bisa dijadikan salah satu macam racikan bangsa.

******************
              Nah itu die tentang sego karak yang aku tau,memang sego karak menyimpan daya tarik tersendiri ya,,ahaha.. the legend’s cook of Indonesian 

Sego Karak ,,oh sadaaaaaaap

           
BACA SELENGKAPNYA - Sego Karak