Photobucket

Senin

Kenapa Harus Naek Gunung???



Habis subuh ane gak boleh tidor ama umi gan,dimarahi habis2an klo tidor jam segitu :mewek ,padahal tadi ane saur jam setengah 2 gan gara2 suara tong tolek :mewek ,sebagai penggganti ane mw ngeblog saja,tapi lagi gak ada ide buat nulis,dan gantinya ane kasih  artikel ane pas diFB ,istilah kerennya REPOST (punya ndiri tapi lhooo,,ehehe)..oiya yang mau tau FB ane,ketik saja di wdah Search nama " Wong Bulu" pasti muncul muka ane yang "ehem ehem" kaga usah diomongin yak,sudah tau semua soalnya,,ahahaha :p ahaha


Buat para penggiat alam,penikmat alam ato pecinta alam ,membaur dengan alam merupakan suatu hal yang harus kita lakukan,dengan berada diadalam kita bisa merasakan apa saja yang ada dialam (memangnya sekarang kita lagi dimana???? dialam bukan??? ).tanpa kita sadari kawan,alam memberikan pelajaran yang banyak sekali pada kita,kita bisa merasakan arti kesederhanaan.merasakan arti kesabaran ,,contoh saja nih,saat kita naek gunung,,beeeeee,,pasti kalo kita gak sabar kita gak bakal nyampek puncak,ane jamin,,gunug memang menjadi daya tarik tersendiri kawan,, :I LOVE GUNUNG (maap gak ngerti bhs inggris gunung apa...ahaha :hammer).


dulu gan pas jaman behaula :D
"Bocah kok senengane mungga gunung,opo seng mok golek'i nang gunung iku ???"
ya seenggaknya kata itulah yang biasanya diucapkan umi klo ane mw ijiin buat naek gunung( ijjin pas h - 1jam berangkat tentunya,klo gak gitu gak bakal diijinin dah,,ahahaha "tapi namanya ortu pasti g bakal tega g ngiijinin anaknya buat ngelakuin sesuatu yg menjadi inginnya,selama dalam koridor baik bakal diijinin kok cuman jaga2 ja "Ijinnya kudu h- 1 jam waktu mw berangkat...ahahaha)

dulu setiap ada pertanyaan kayak gitu pasti jawabnya ya sekenanya ,"Biasa mik,cah lanang !!!" atau " lagi setress mik,pengen refresing " tapi lambat laun ane mulai nyadari ternyata gak sekedar alasan begituan ane naek gunung.
lebih dari itu kawan , ketika digunung itulah ane merasa lagi di kawah candradimuko ( tempat penempaan gatot kaca menjadi manusia sejatine jagat),bagaimana tidak??? gunung memberi warna tersendiri bagi ane dalam mengasah jiwa,mental,ketegaran dan ketabahn dalam menjalani hidup .
setiap langkah demi langkah kita pasti akan menyebut nama-NYA karena ane sadar bahwa tidak ada yang bisa membantu ane digunung kecuali "Robbul Alamin Allah SWT ",,pijikan demi pijkan ditanah nanjak memberi effek kesabaran dalam hidupq..kesabaran ya kesabaran.."Ketika kita ingin mengenal watak teman kita,ajaklah dia naek gunung !!!" .ya memang benar sekali pernyataan itu,banyak sekali ane jumpai temn ketika dirumah,disekolah,dikampus bermental baja,sabarnya minta ampun ,,eh tapi waktu digunnung berubah dah jadi 180 derajat ,,berubah jadi egois,tak sabaran,marah-marah mulu atau apalaah,seolah-olah semua sifat jelek keluar semua ,ya memang benar sekali karena memang digunung kita jauh dari rumah,jauh dari hal-hal yang melenakaan pikiran kita(makanan,minuman,game,internet,tv,keluarga,dll) yang terpenting digunung itulah oksigen semakin tipis(semakin tinggi tempat semakin tipis kadar oksigen) secara tidak sadar asupan oksigen yang kurang membuat otak kita menurun daya kontrolnya,,semua sifat yang biasa kita kontrol belum tentu  kita bisa kontrol ketika kita berada digunung,"jadi benar memang ketika kita ingin mengetes sifat sesorang,tes lah dia saat berada dgunung ". :)
      Alasan yang lebih penting lagi nih ya,ketika ane berada dipuncak gunung dibawah langit ,ane bener-bener inget "Siapa sebenernya kita didunia ini?" ,waktu melihat kebawah ,subhanallah,diri ini kecil sekali menghadapi sosok makluk allah yang berbentuk gunung saja kita sudah kelabakan,terus apa yang bisa kita sombongkan kawan..!!! ,bukankah memang jati diri bisa kita peroleh melalui proses berfikir,,berfikir tentang alam semesta,hidup dan manusia itu sendiri,bahasa ngajinye " Qiyadah Fikriyah" ,,cieleh ..ehehe.
kalo boleh dikata mah naek gunung memang cara yang ampuh untuk mencharger iman yang lagi ngedrop karena hiruk pikuk kehidupan.
dan Sebenarnya yang paling mendasar dari semua alasan  itu adalah rasa ingin tahu yang menjadi jiwa setiap manusia. Rasa ingin tahu adalah dasar kegiatan mendaki gunung dan petualangan lainnya. Keingin-tahuannya setara dengan rasa ingin tahu seorang bocah, dan inilah yang mendorong keberanian dan ketabahan untuk menghadapi tantangan alam.

"Peter Boardman, Pendaki Gunung asal Inggris, menjadi jenuh dengan pujian-pujian yang bertubi-tubi, setelah
keberhasilannya mencapai Puncak Everest melalui Dinding Barat Daya yang banyak dikata orang  sulit didaki di tahun 1975. Peter Boardman yang kemudian hilang di Punggung Timur Laut Everest tahun 1982 menulis arti Keberanian dan Ketabahan baginya "..."Selamat jalan pak peter" :)

"Soe Hok Gie, salah seorang pendiri Mapala UI, menulisnya dalam sebuah puisi : ” Aku Cinta Padamu Pangrango, Karena Aku cinta Keberanian Hidup ”. Bagi pemuda ini nih ya, keberanian hidup itu harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Soe Hok Gie tewas bersama seorang temannya Idhan Lubis, tercekik gas beracun dilereng kerucut Mahameru, Gunung Semeru, 16 Desember 1969, dipelukkan seorang sahabatnya, Herman O Lantang "
Pemuda aktif yang sehari-hari terlibat dalam soal-soal pelik di dunia politik ini mungkin menganggap petualangan di gunung sebagai arena untuk melatih keberanian menghadapi hidup. Mungkin pula sebagai pelariannya dari dunia yang digelutinya di kota. Herman O Lantang yakin bahwa sahabatnya itu meninggal dengan senyum dibibir. ” Dia meninggal ditengah sahabat-sahabatnya di alam bebas, jauh dari intrik politik yang kotor ” ujarnya ( bait kalimat dalam novel "catatat seorang demonstran" soe hok gie )

 Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata kawan. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.”
Keberanian dan Ketabahan yang dibutuhkan ketika mendaki gunung cuma sebagian kecil saja dari hidup kite. Bahaya yang mengancam jauh lebih banyak ada didunia peradaban, di perkotaan ketimbang digunung, hutan, dalam goa, dan dimana saja dialam terbuka.
Seorang psikolog pernah mengatakan, ”bahwa mereka yang menggemari petualangan di alam bebas adalah orang-orang yang mencintai Kematian.” secara pribadi ane menganggap Ini pendapat  salah dan keliru besar kawan. Kenapa? Mereka yang berpetualang di alam bebas sebenarnya begitu menghargai kehidupan ini. Ada keinginan mereka untuk memberi arti yang lebih bernilai dalam hidup ini. Mereka berpetualang di alam bebas untuk mencari arti hidup yang sebenarnya. Tak berlebihan bila seorang ahli filsafat mengatakan: ” Didalam hutan dan alam bebas aku merasa menjadi manusia kembali.”
 Petualang yang tewas di gunung (kegiatan alam bebas lainnya), bukanlah orang yang mencintai kematian. Kematiannya itu sebenarnya tak berbeda dengan kematian orang lain yang tertabrak mobil di jalan raya atau terbunuh perampok. Yang pasti, Mereka tewas justru dalam usahanya untuk menghargai kehidupan ini...
 yang pasti sesuai status diFBq kamis,4 /05/2011

"Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?"
(Pramodea Ananta Toer)
ehehe..
Pertanyaan yang mendasar tapi harus kita jawab kawan. itulah sebait catatan alasan kenapa harus"naek guung"??? kawan.Itulah kenapa ane paling suka naek gunung daripada caving atao jelajah alam lainnya ehehe. percayalah tidak ada harganya hidup ini jika kita tida mengerti siapa diri kita sebenarnya ,mumpung masih hidup carilah tau siapa dirimu kawan ,"Setiap orang punya cara yang beda tentunya" .. Salam Cinta kawan

"HIDUP ADALAH SOAL KEBERANIAN, MENGHADAPI YANG TANDA TANYA,TANPA KITA BISA  MENAWAR ” TERIMA DAN HADAPILAH ” Soe Hok Gie



0 comments:

Posting Komentar

sampaikan unek-unekmu....!!!