Photobucket

Selasa

Rokok Intro Vs Mutan karet

 
 
 
Rokok !!!
Batang yang asyik buat glintiran jari tangan ini memang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum laki-laki, apalagi dengan ditemani aroma suduhan khas kopi, cocok gak mbuak, tapi hal ini sering menjadi sesuatu yang tabu bagi kaum hawa, mungkin pasalnya rokok memang identik dengan hal urakan, premanisme atau apalah yang berbau-bau kotor, tidak ada masalah jika berpikiran seperti itu, wong jenenge munongso kok, ngekek i pendapat iku lumlah lah, tapi ya jangan kasar-kasar kalau ngasih pendapat, ikikikiki.

Sebentar- sebentar bilang haram, saitik-itik bilang musrik,kafir, memang agama iku wek e mbahmu opo, sudah berani menilai kafir orang itu. termasuk dalam hal rokok, fatwa haram dikeluarkan tentang rokok, alasan yang paling kuat karena membahayakan jiwa, dan anehnya "fatwa" itu sudah bisa dijadikan sebuah tandingan legitimasi hukum alias hujjah yang setara dengan Al-qur'an maupun Hadist sendiri, sampai dengan alasan fatwa orang mudah menilai para perokok sebagai orang-orang yang harus dijauhi, rempong deh,  kalau alasannya membahayakan jiwa, sekalian saja tinju, sepakbola, terjun payung, naek gunung, TNI, Polisi, dan semua hal yang membahayan di haramkan, sudah selesai. titik gak pake koma.

ah malas ah bahas yang beginian, mending curhat saja. ahaha
Beruntung aku punya keluarga yang sangat-sangat pengertian, jauh dari penilaian buta. saat ada di rumah, aku nulis-nulis gak jelas sambil nyedot rokok intro, eh gak taunya ada sesosok pria besar seperti halnya bimasena dalam pandawa berkata dengan suara menyeramkan " wong enom kok rokok ane intro, yow gak mbois", ternyata sosok itu adalah bapakku. "aku lho dikek i intro sak pres emoh", kata bapakku lagi.
tanpa membantah atau mimpali kata, aku cuma bisa tersenyum, aku dulu memang pernah berhenti merokok selama hampir kurang lebih empat tahunan, tapi sekarang kembali lagi, seakan-akan batang itu merindukanku, aku tidak ingin menjadi orang yang menyesal dikemudian hari karena mengabaikan kata hatiku, hatiku berkata hisap rokok ya aku hisap, memang benar rokok intro yang satu ini terkenal gatal ditenggorokan, tapi aku suka baunya yang harum itu. 

" yow nak aku yow, mending ngemut mutan karet daripada rokok", kata sosok perempuan dibalik dapur rumah, ternyata diam-diam sosok perempuan itu mendengarkan pembicaraan antara aku dan bapakku, sosok itu adalah ibuku. disini ibuku menunjukkan toleransinya sebagai manusia, meski setuju dengan slogan " NO SMOKING FOR MY HUSBAND" tapi dia betah juga hidup berdampingan dengan bapakku yang perokok dan aku juga. ibu sepenuhnya menyadari kalau laki-laki memang susah dipasahkan dari rokok, tanpa menyinggung perokok, ibu dengan manisnya mengola kata-kata dengan solusi alternatif menghilangkan rokok dengan makan permen karet ( memangnya Lupus disuruh makan permen karet), sejak saat itu antara bapak dan aku tidak pernah merokok jika ada ibuku, bukan karena takut tapi lebih menjaga perasaan saja, mending merokok di kawasan perokok saja. 

Dari sini mungkin kita bisa ambil hikmah, setiap orang mungkin tidak bisa kita sama ratakan pemahamannya dengan kita, dari jaman adam sampai kiamat juga, aku yakin perbedaan akan selalu ada, karena dengan perbedaan itu kita bisa berfikir, bukankah ayat al-qur'an tentang anjuran berfikir juga sama banyaknya dengan anjuran berdzikir( lha yang ini, aku denger dari ceramah, silahkan dikroscek sendiri). biarlah perbedaan itu tetap ada, karena dengan perbedaan, khazanah ilmu akan terbuka dengan lebar. 

Di akhir curhat ini aku kutip kisah menarik dari salafus saleh terdahulu tentang menyingkapi perbedaan.

Umar ibn Abdul Aziz berkumpul bersama Al-Qosyim ibn Muhammad, mereka berkumpul untuk mendiskusikan hadist, Umar selalu memabawakan sesuatu yang bertentangan dengan Al-qosim sehingga Al-qosim merasa tak enak,  melihat itu Umar berkata kepadanya " Janganlah risau karena ikhtilaf mereka  itu bagiku anugrah besar", dan setelah itu Al-qosim mencerikan apa yang dikatakn Umar kepada anaknya, Abdurrahman, ia membenarkan perkataan Umar itu dan memujinya, setelah itu diriwayatkan kisah ini oleh ibn Abdil Barr dan berkata " aku takjub dengan ucapan Umar bin Abdul Aziz, ia berkata "Aku tidak suka jika sekiranya sahabat-sahabat rosulullah tidak berikhtilaf, sekiranya mereka membawa satu pendapat saja, manusia pasti berada didalam kesulitan".

0 comments:

Posting Komentar

sampaikan unek-unekmu....!!!