"...Saya meninggalkan rapat karena disana ada hijab. Sudah saya katakan, memasang hijab saat rapat sama artinya memenjara kaum wanita.."
Sepengal pernyataan Soekarno saat meninggalkan rapat Muhammadiyah. Sebuah bait kalimat yang selalu membuat pikiranku melayang-layang bertanya, sosok ini selalu menjadi daya tarik tersendiri dibalik deretan orang-orang yang kugami.
Soekarno dengan keluasan pikirannya mampu menyatukan para pejuang dengan tulisan-tulisannya, dengan ketajaman analisisnya dia menjadi sosok yang ditakuti bangsa kolonial. Siapa Soekarno?
Sebuah pertayaan yang setidaknya sedikit membuka relung pikiranku saat itu. Harus kumulai dari mana aku mengenal dia? Tentu melalui hasil karyanya bukan mengenai perkataan orang. Selalu mencari dan mencari nanti suatu saat akan ketemu apa yang dicari. Saya sepakat dengan untaian kalimat yang diucapkan Sabrang, putra dari Emha Ainun Najib (Cak Nun).
Pada semua perjalanan yang pernah saya jalani. Pada tujuan yang sedang saya tuju. Profesi saya sebenarnya adalah pencari rahasia. Dan hanya itu yang saya lakukan di hidup ini, mencari rahasia.
Itulah sebabnya aku memilih buku sebagai salah satu media mencari rahasia itu, rahasia apa saja yang masih mengelayut dipikiran. Dibawah bendera revolusi inilah buku yang dari kemarin saya cari dan cari. Beberapa kali memang sempat bertemu di media online, tapi dengan kondisi saya yang masih seorang mahasiswa dengan dompet yang serba kekurangan tak mampu rasanya membeli buku itu yang kisaran harganya bisa menembus harga 3jt-an. Buku yang berisi kumpulan tulisan-tulisan Bung Karno baik berupa ajakan berjuang sampai bagaimana Bung Karno memilih konsep negara Nusantara ini. Semua ada disini, semua dibalik jeruji tahanan kolonial saat itu Bung Karno memompa semangat kaum pejuang lewat tulisan.
Dibalik keluasan pengetahuannya itu tersimpan sajak kerinduan akan pangkuan Tuhan, Seorang yang sangat agamis tapi terbungkus dalam sebuah jubah komunis. Seorang yang sangat merindu untuk melihat bersatunya kaum nasionalis, agamis dan komunis ini setidaknya sudah membuktikan diri menyatukannya bahwa dibalik ketiganya tidak ada pertentangan yang fundamental. Seorang sosok pemimpin yang penuh wawasan.
Dibawah bendera revolusi |
Tepat hari kamis kemarin, iseng berjalan-jalan di perpus kampus akhirnya buku "dibawah bendera revolusi" ini terlihat di rak buku paling pojok seolah tersisihkan oleh buku-buku dengan desain cover yang lebih menarik, mungkin covernya yang minimalis membuat mahasiswa cenderung acuh kepadanya tapi dibalik covernya itu tersimpan isi yang cukup banyak untuk "sedikit-banyak" mengetahui siapa sebenarnya Soerkarno.
Selamat membaca kawan, dan selamat menyelami pengetahuan... ehehe
1 comments:
saya punya jilid pertama cetakan pertama th.1959..mulus
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
sampaikan unek-unekmu....!!!