Saat paling berat adalah saat kita melakukan pengakuan dosa dan tidak pernah bisa memperbaikinya
Manuisa.. Manuisa. Memang makluk sok dan tak tau diri, gunung yang lebih besar darimu, malaikat yang lebih suci darimu tak mau memikul amanah sebagai khalifah, tapi dengan percaya dirimu kau menyanggupinya. ah entahlah, mungkin berawal dari sini aku mulai, rasa sok, perasaan yang besar terhinggap dalam diriku, tak tau bagaimana dengan kalian?
Merasa tersakiti ketika diriku dihina, dicaci dan dijelek-jelekan tanpa pernah berfikir memang yang dijelek-jelekan itu adalah kenyataan diriku, tanpa pernah berfikir bagaimana nasib orang, perasaan orang yang telah aku sakiti hatinya, aku dholimi perasaannya, aku hianati kepercayaannya, aku ludahi kebanggaannya, aku perkosa hak miliknya. Apa yang aku pikirkan selama ini hanya perasaanku sendiri tanpa melihat perasaan saudara-saudaraku yang lain, Bullshit ngomong tentang harga diri, apa aku masih punya harga diri, rasa-rasanya tidak atau mungkin aku terlalu mendramitisir perasaan ini, TIDAK. memang rasa-rasanya tidak punya harga diri.
Harga diri hanya ada bagi manusia, apa aku masih bisa disebut manusia? dengan tabiatku seperti binantang ini, korupsi disegala hal, korupsi amanah, korupsi duwit dan korupsi semuanya, orang sering melambangkan kalau koruptor
itu seperti tikus. Bagiku tak tepat. Sifat tikus itu memang suka
mencuri, tetapi dia tak hidup di dalam habitat kita. Ia di luar.
Padahal koruptor hidup di tengah-tengah kita, kalau misal koruptor
dinisbahkan dengan kucing. sama sekali tak cocok kalau
kucing. Sifat kucing memang mau mencuri tetapi imege-nya kucing masih
bagus, binatang lembut, peliharaan, kalau sudah diberi makan tidak lagi
mencuri. Padahal koruptor sudah dikasih kepercayaan (makan), persabatan (tunjangan/fasilitas) masih saja mencuri. Mencuri semuanya, mencuri amanah, mencuri agama, dan paling besar mencuri Tuhan. Jika diibaratkan anjing
tidak cocok juga. Anjing itu memiliki sifat setia pada manusia. Itu
kelebihan anjing. Anjing tidak mau mencuri, karena ia setia. Bagaimana dengan diriku yang seorang koruptor apa sebutannya?
Berarti aku manusia yang lebih tercela
dari Anjing, jadi Anjing saja tidak lulus, tidak bisa setia. Berarti
juga koruptor itu lebih rendah derajatnya dari Anjing. Benar kiranya jika ku sebut diriku binatang jalang.
Setiap melakukan kesalahan, tak mau mengaku salah. Semua alasan dipakai hanya agar diriku tak dianggap salah, meski harus melakukan kebohongan-kobohongan yang berbalut dengan kebaikan, apa artinya memeluk agama kalau sudah begini, hanya ingin memeluk surga tanpa mau melakukan amalan surga, Munafik, ya memang aku benar-benar munafik, setiap harinya ingkar janji. Mending jadi orang kafir, tak usah
mengabdi sama Tuhan, jadi dosanya tak banyak. Dari pada tiap hari
janjinya tak dijalankan, dosanya berlipat-lipat. Sholat tiap hari,
tapi ingkar janji terus. Kalau sudah diketahui buruknya sama orang, siap-siap pake peci,
pake jilbab alias melkukan PEMBENARAN DIRI. Ciri munafik. Munafik itu menunda pertolongan Tuhan.
Mending kafir dari pada munafik. Munafik itu double mengkhianati Tuhan. Semua hanya berisi pembenaran, pembernaran dari segala kesalahan-kesalahan diri kita sediri agar orang masih menghormati kita. Gila Hormat, itu aku.
Oh rasa-rasanya segala konsep menjadi malaikat sudah ada di otakku, tapi masih tetap saja melakukan kemunafikan-kemunafikan ini, sepertinya ribuan iblis memang bersarang didalam tubuhku, sudah membangun istana kokoh yang tak bisa dihancurkan dari luar kecuali dari dalam diri sendiri, Aku tau itu semua, mengapa masih seperti ini? melakukan dosa, dosa, dosa dan dosa. Tuhan, ijinkan aku mengamalkan semua konsep di otakku ini, beri aku kekuatan ini. Mungkin memang perlu terus berjalan dan berjalan sampai suatu saat tiba waktunya istana iblis didalam diriku berubah menjadi istana malaikat yang mampu menaungi sekelilingku, ah rasa-rasanya ini terlalu muluk-muluk, harapan kosong, tapi bukankah dari harapan itulah timbul sebuah kenyataan? berusaha, berusaha dan terus berusaha sebagai setoran nyata mewujudkan harapan itu.
Tuhan, apa kau marah
dengan makluk-Mu ini, rasa-rasanya memang memang kau pantas marah tapi
kau adalah Tuhan, kau punya keluasan maaf atas segala kesalahan
hamba-hambamu, tidak, kau tetap pantas marah karena bertumpuk,
menggunung, mensamudranya dosaku kepada saudara-saudaraku. Tak taulah,
aku hanya bisa ber-husnudhon kepadamu Tuhan.
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
sampaikan unek-unekmu....!!!